Sabtu, 27 Mei 2017

Contoh Ventilasi untuk Mengatur Sirkulasi Udara Rumah

Sirkulasi atau perputaran udara di dalam rumah sangat penting bagi kesehatan penghuninya. Dalam desain bangunan kita mengenal sistem yang mengatur sirkulasi udara ini sebagai ventilasi. Ventilasi yang baik pada prinsipnya membuat pertukaran udara alami secara lancar: mengalirkan udara dari luar ke dalam rumah, menyebarnya ke seluruh ruangan, kemudian mengalirkannya kembali keluar rumah. Aliran udara dari luar diperoleh melalui celah-celah atap, kisi-kisi, lubang ventilasi, dan lain-lain, maupun pada bukaan rumah ibarat jendela dan pintu.

Tujuan Penerapan Ventilasi Udara

Tujuan penerapan sistem ventilasi udara ialah memanen oksigen sebagai kebutuhan utama pernafasan manusia. Untuk itu, faktor kapasitas penghuni rumah yang bekerjasama dengan kebutuhan oksigennya harus dipertimbangkan biar sistem ventilasi ini dapat berfungsi secara efektif. Selain itu, ventilasi juga untuk menghindari terjadinya kelembapan yang berlebihan, panas, bakteri, serta polutan udara ibarat wangi tidak sedap, asap beracun (karbondioksida), dan debu. Ventilasi yang kurang baik membuat hal-hal negatif yang dihindari tersebut terakumulasi di dalam rumah sehingga menjadikan penghuni merasa lesu, bahkan sering sakit. Selain itu, hal-hal negatif tersebut juga merusak perabotan rumah tangga di dalam rumah.

Prinsip Sirkulasi Udara Alami

Pada prinsipnya udara mengalir dari kawasan yang bertekanan tinggi (dingin) mengalir ke kawasan yang bertekanan rendah (panas). Udara juga memuai jikalau dipanaskan, sehingga bergerak ke atas. Ventilasi memanipulasi keadaan adegan rumah sesuai prinsip tersebut sehingga anutan udara lancar. Berdasarkan prinsip pemanfaatan suhu ini, ada dua cara:
  • ventilasi horisontal (mengalirkan udara, secara mendatar) 
  • ventilasi vertikal (dari bawah yang dibuat cuek ke atas yang lebih panas)
Ventilasi satu sisi vs cross ventilation
Ventilasi satu sisi vs cross ventilation (gambar: Elizabeth Gatlin)

Penempatan lubang ventilasi harus diadaptasi dengan arah angin masuknya. Penempatan jalan masuk udara pada salah satu sisi saja atau yang tidak berhadapan memungkinkan timbulnya kantung udara. Ventilasi yang rupawan ialah yang berlawanan arah (cross ventilation), yaitu ruangan yang mempunyai susukan masuk udara (inlet) di satu sisi serta lubang keluarnya (outlet) di sisi yang berhadapan dengan masuknya. Agar udara menyebar terlebih dahulu dalam ruangan tersebut sebelum keluar, perlu dilakukan beberapa manipulasi ibarat tirai atau tembok sirip penahan hembusan atau anutan angin (deflector, wing), penempatan inlet dan outlet tidak sejajar/lurus, atau inlet lebih besar/lebih tinggi dari outlet dan sebaliknya.

Besar lubang ventilasi (termasuk bukaan ibarat jendela dan pintu) yang dianggap mencukupi kapasitas ialah sepertiga dari luas lantai ruangan tersebut.

Ketidaknyamanan Ruang

Kenyamanan dalam satu ruangan yang bekerjasama dengan ventilasi mampu disebabkan beberapa hal berikut ini:

  • aliran udara dari lubang ventilasi terlalu deras (solusinya mampu dipasang deflector/tirai penahan hembusan)
  • Posisi penghuni ruangan terlalu bersahabat dengan lubang ventilasi (solusinya mempertimbangkan tinggi ventilasi dan jarak dengan tempat penghuninya biasa berada pada ruang tersebt) 
  • Benda-benda yang ada dalam ruangan memiliki perbedaan suhu yang tajam (sebaiknya penempatan ibarat ini dihindari)
  • Serangga dan bubuk masuk lewat lubang ventilasi (solusinya lubang diberi kawat kasa halus sebagai penyaring)

Artikel Terkait

Contoh Ventilasi untuk Mengatur Sirkulasi Udara Rumah
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email